Ulasan

Nasi Gandul Jekulo

Nasi Gandul Jekulo

 

Penulis: Husni Efendi

Di jalan raya Narogong, perbatasan Bekasi dan Bogor, kurang lebih 5 kilometer sebelum pasar Cileungsi, terpampang baliho bertuliskan dua menu; soto Kudus dan nasi gandul.

Warungnya menamakan diri “Jekulo”. Tertarik mampir, untuk mencoba menu kedua yang ditawarkan.

Terakhir makan nasi gandul, mungkin 2013 silam saat dengan beberapa kawan mengunjungi pernikahan salah satu teman di pelosok Pati.

Persandingan menu yang ditawarkan, lupa bertanya kepada empunya warung. Sepertinya karena lebih kepada daging sapi yang bisa dimasukkan ke dua menu tadi.

Jika ditelisik lagi, soto Kudus dulu memakai daging kerbau untuk campurannya, tentu ini berkaitan saat dulu, Kudus, masih didominasi pemeluk Hindu.

Dalam perkembangannya, sekarang umumnya soto Kudus memakai campuran daging sapi atau ayam.

Balik ke nasi gandul yang saya pesan, menyantapnya, saya kelupaan mencecapnya dulu sebelum dicampur sambal. Rasanya layaknya gulai dengan langsung dicemplungi nasi, dan mengambang bersama beberapa iris daging sapi, dan ciri khasnya adalah alas daun pisangnya.

Di desa Gajahmati, Pati, di mana trademark nasi gandul bermula, makannya juga menggunakan suru. Suru, adalah sobekan daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai pengganti sendok. Cara memakainya, ujung belakang daun pisang ditekuk dan ditahan dengan tangan, dan ujung satunya menyisakan cekungan yang bisa diisi makanan.

Satu kekurangan saya lagi, saat makan saya kadang lupa mengunyah dengan teliti, setidaknya untuk membedakan nasi gandul yang dulu saya makan dengan yang sekarang.

Makan dengan motivasi lapar, seringnya grusa-grusu. Tidak ingin terjebak dengan kekurangan selanjutnya, saya mencoba berhenti makan sebelum benar-benar kenyang.

Di daftar menu, ada tulisan menarik sebagai bahan marketingnya;

“Gratis untuk ibu hamil, ulang tahun, dan anak yatim”

Setengah bercanda kepada Dewi, –partner makan saya– saya bertanya, apakah saya bisa menggunakan privelese sebagai anak yatim?

Post Comment