Narasi

Soto Betawi H.Mar’uf: Soto Legendaris di Jakarta dengan Kuah Campuran Susu

Soto Betawi H.Mar’uf: Soto Legendaris di Jakarta dengan Kuah Campuran Susu

Kami menyambangi salah satu legenda soto Betawi di Jakarta, yang berlokasi di jalan Soeroso, Menteng, Jakarta Pusat. Tidak lain dan tidak bukan, adalah Soto Betawi H Ma’ruf, yang sudah ada sejak tahun 1940-an. Lokasinya berada si seberang Restoran Trio yang legendaris, cukup mudah dijangkau dengan berjalan kaki dari stasiun Gondangdia.

Soto Betawi H. Ma’ruf, sudah membuktikan dirinya selama puluhan tahun, melewati sekian generasi dan keberadaannya hingga kini masih terus lekat untuk pencinta kuliner soto, khususnya soto Betawi. Pendirinya H Ma’ruf yang awalnya dulu berjualan gerobakan dan menggunakan tenda, pernah mengalami harus diusir pihak keamanan. Namun kini, Soto Betawi H. Ma’ruf tegak berdiri, dan saat ini memiliki 4 cabang di Jakarta.

Saat menghampiri, bangunan dominan bercat kuning menyambut kami, dengan ruangan dalam berkapasitas sekitar 50 orang. Di bagian dinding, terpampang foto H Ma’ruf dengan pigura lebar, bersarung, berkaos singlet dan dilengkapi sabuk besar khas Betawi yang melingkari pinggangnya, berderet dengan foto-foto pengunjung petinggi negeri dan beberapa orang ternama lain, yang mampir ke Soto Betawi H. Ma’ruf.

Tidak perlu waktu lama untuk membaca buku menu, sebab pilihan utama soto Betawi langsung kami pesan. Varian yang kami inginkan adalah soto Betawi campur.

Saat pesanan datang, yang mencuri perhatian adalah kuahnya yang terlihat lekoh. Kepekatan warnanya hampir menutupi sebagian besar irisan daging yang berada dalam mangkoknya.

Soto Betawi campur ini terdiri dari irisan babat, usus, kikil, beberapa kerat daging dan urat. Dengan taburan irisan bawang daun, bawang goreng, dan emping yang diremukkan.

Saat menyeruputnya, untuk lidah kami, kuahnya terasa creamy dengan rasa yang seperti lebih dominan manis, alih-alih gabungan asin gurih seperti soto kebanyakan. Rasa manisnya berasal dari campuran santan dan ditambah guyuran susu, yang membuat rasanya terasa menjadi lebih tebal.

Kunyahan, irisan campuran daging dan kawanannya tadi cukup empuk dan lembut, sehingga gigi saat mengunyahnya tidak memerlukan usaha berlebih. Porsi irisannya pun bisa dibilang tidak pelit.
Untuk menyeimbangkan rasa, kucuran jeruk nipis, sendokan sambal, dan jumputan acar mentimun turut dicampurkan ke dalam sotonya.

Namun tidak perlu khawatir untuk yang tidak terlalu menyukai sajian bersantan, di sini juga disediakan soto dengan kuah bening. Selain soto, juga disediakan laksa Betawi, sate sapi dan kambing, yang sepertinya jika tidak mengingat kapasitas perut, mungkin bisa sekalian dipesan.

Untuk harganya, dengan porsi, juga rasa dan pengalaman puluhan tahun khas ala Soto Betawi H Ma’ruf ini, sepertinya terbilang wajar untuk semangkuk nasi soto campur, ditambah nasi setengah, kerupuk, teh botol, dan es teh tawar, seharga Rp81.000,-

Mari makan, rasakan, dengarkan, dan ceritakan.

Post Comment