Penulis: Husni Efendi
Menonton Food Lore, drama kuliner dari beberapa negara Asia di HBO, serial yang menceritakan bukan hanya soal beberapa masakan Asia, namun juga drama sosial yang melingkupinya. Saya cukup tertarik dengan cerita dari Jepang, Filipina, dan India.
Dari Jepang “Food Lore; Life in a box”, tentang cerita empat orang yang terjebak di kereta karena gangguan sistem rel, empat orang juga yang sedang terjebak dengan persoalan hidupnya masing-masing.
Sampai saat kemudian, Nami, nenek penjaja bento yang menawarkan dagangannya.
Kotak dibuka; onigiri, telur dadar gulung, dan beberapa isian dalam kotak yang menyeruak menghajar ingatan dan rasa lapar. Bento yang terhidang dalam kotak kemudian tidak hanya memenuhi perut, namun sekaligus memenuhi kenangan mereka masing-masing, dan tentu dengan kelopak mata yang basah.
Sementara beranjak ke Filipina; “Food Lore: Island of dreams”, menyuguhkan cerita seorang perempuan bernama Nieves yang selalu merasa kelaparan, bahkan saat dirinya sudah makan.
“Kau pasti kelaparan, jika kau adalah anak paling tua dan lahir dari keluarga miskin”
Ungkapnya.
Nieves di usia 12 tahun ditinggal ibunya, ayahnya seorang nelayan, dan empat adik yang harus diurusi.
Dalam lapar imajinasi Nieves menjadi liar, jika makanan adalah kebutuhan pokok, kenapa tidak ada makanan yang cukup untuk semua orang.
Sayangnya semuanya tidak gratis, lagipula laut tidak selalu berbaik hati.
Nieves nyambi berjualan keliling ibos (kue ketan), alupe (singkong rebus), kalamay (ketan gula merah), dagangan seorang pemilik kios makanan, bernama Mama Fe. Dari Mama Fe pula, Nieves belajar memasak pinamalhan (ikan belanak dengan campuran pare dan terong, direbus dengan saus di atas api kecil hingga kering).
Nieves dewasa merantau ke Manila, menjadi asisten rumah tangga, dan tuannya mengoreksi masakannya dominan asin.
Rasa asin dianggap identik dengan kemiskinan, Nieves belajar dan bermimpi membuka restoran, seiring menyadari bahwa anggapan tentang kebahagiaan pun juga bisa berubah. Berubah, seiring ketika dia pulang kampung, rasa getir, sedih, dan lagi-lagi rasa asin dari air matanya kembali luruh.
Mirip dengan Nieves, cerita dari India; “Food Lore: A plate of moon” juga menyuguhkan getir seorang Anbu, asisten rumah tangga yang dipaksa merantau bekerja untuk melunasi hutang keluarganya. Anbu, harus merawat tuan rumah yang mengidap Alzheimer. Dan bagaimana kari ikan buatannya pelan-pelan mendamaikan kenyataan.
Tapi saat menonton cerita dari Indonesia “Food Lore: Maria’s secret recipe”, rasanya langsung membuat berkerut kening. Saat masakan hanya dimaknai dari warung Maria dengan belahan dadanya untuk mengundang laki-laki datang, dan bagaimana para isteri kemudian seolah dituntut bisa masak enak, supaya suami tidak makan di luar.
Selain itu masih ada cerita dari Vietnam tentang romansa pramugari dan koki, dari Thailand cerita peran juru masak dalam proses syuting pembuatan film, dari Malaysia cerita tentang mantan gangster yang tobat dan membuka restoran.
Mungkin Anda bisa coba ikut menontonnya, siapa tahu mempunyai pengalaman berbeda dengan saya. Salam.
*Image credit: next-episode.net