Saya menyambangi restoran Rendezvous, di jalan Johar No.2 Kebon Sirih, Jakarta. Penasaran ingin mencoba beberapa menunya di sini.
Setelah memesan, tidak lama datang menu yang ingin segera saya santap. Menyecap gohiong, yang saya rasakan mak nyus di lidah. Tekstusrnya renyah di luar dan lembut di dalam. Lebih sedap lagi dimakan bersama saus dan dipadukan dengan sambal cukanya, terasa lebih mantap.
Tidak lupa juga mencoba nasi goreng lapcong, yang rasanya cenderung manis. Untuk ukuran lidah saya agak kurang terasa gurihnya. Dan saya tidak menemukan jejak wok hei dalam nasi gorengnya.
Tidak tahu kenapa, saya malah jadi teringat nasi goreng ham-nya Rico di Gading Serpong, Tangerang. Yang di akhir pekan lalu saya nikmati dan wok hei-nya level expert.
Acar timunnya terlihat klasik, jika dibandingkan dengan rumah makan Trio, yang juga terbilang legendaris –dan terhitung bertetangga dengan Rendezvous– bentuk potongannya bulat dan lebih asam. Untuk saya, acar timun yang semakin asam, itu justru semakin menggugah selera.
Di Rendezvous ini, es telernya patut dipujikan. Menyecapnya, saya seperti terlempar ke masa kecil dulu, saat jajan es teler di Es Murni Magelang.
Berikut saya sertakan nominal harga saat bersantap di Rendezvous, dengan menu yang tadi saya nikmati.
*catatan redaksi: Secara sederhana, wok hei adalah istilah kombinasi dari aroma mengepul yang dihirup dan sensasi hampir terbakar di lidah yang dapat meningkatkan cita rasa suatu hidangan. Dan sensasi tadi biasanya hanya bertahan selama satu atau dua menit (sumber kutipan dari buku The Wisdom of the Chinese Kitchen: Classic Family Recipes for Celebration and Healing, karya Grace Young)
***
Penulis: Meliana Christanty (anggota grup Jalansutra)
Editor: Husni Efendi
Foto koleksi: Meliana Christanty (@melianachristanty)
Header: @sidartabuntoro