Kawasan Jl Soeroso Jakarta, yang merupakan persinggungan area Cikini dan Gondangdia, memiliki beberapa tempat kuliner legendaris yang patut disambangi. Salah satunya adalah Mie Ayam Gondangdia, yang sudah ada sejak tahun 1968.
Lokasi persisnya yang beralamat di JL Soeroso No.36, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat ini, nemiliki beberapa menu layak dijajal, utamanya tentu saja adalah mie ayamnya. Namun selain itu, ada pula beberapa pilihan lain di daftar menu seperti bihun, kwetiau, mie kari, nasi goreng, dan lainnya.
Bangunan bercat hijau ini tidak memiliki papan plang nama yang menunjukkan jelas, hanya terlihat kerumunan orang, dengan beberapa mobil terlihat parkir berderet di depannya, juga gerobak es podeng yang di depannya. Sisanya, pemandangan orang keluar masuk.
Saat mendekatinya, terpampang papan penunjuk jam operasional buka dari tempat ini. Dan setelah lebih mendekat lagi, baru terlihat identitas tempatnya, sebuah tulisan kecil, bertajuk @miegondangdia68.
Saat memasukinya, ruangannya relatif luas dan bersih, berisi belasan meja yang dalam satu mejanya bisa ditempati 4 sampai lima orang.
Terasa nyaman dan dingin dengan 5 pendingin udara yang terpasang dan 3 kipas besar yang tergantung di langit-langit.
Tidak berpikir panjang, setelah kami dihampiri pramusaji yang berseragam hitam-hitam, kami dengan yakin memesan dua porsi mie ayam; dengan pilihan satu mangkok menu pangsit rebus, dan satunya pangsit goreng.
Saat pesanan datang, kami cukup kaget dengan porsinya mie ayamnya yang cukup banyak. Menandaskan satu mangkok mie ayam di sini, bisa dipastikan cukup membuat kenyang sampai beberapa jam ke depan.
Ketika mengunyahnya, tekstur mienya kecil, agak keriting, dengan kekenyalan yang kami rasakan pas. Kuahnya terpisah dengan mangkok kecil yang terlihat tidak terlalu keruh, berisi beberapa irisan daun bawang, dan masih terlihat menguarkan asap tipis yang menggoda.
Selain itu, saat mie dan kuah yang bergantian kami suap ke dalam mulut, mie ayam ini memberikan rasa yang relatif ringan untuk lidah kami, segar, dan tetap terasa gurih dari kaldu, dan tidak terlalu terlihat jejak minyak, baik dari mie ataupun kuahnya.
Campuran gurih dan asin yang tipis, dan kemudian dipadukan dengan cacahan ayam dan jamurnya yang terasa gurih manis, irisan caisim yang tidak sekadarnya, ditambah beberapa biji bakso dengan sensasi “kres-kres” saat menggigitnya. Semuanya menjadi perpaduan menyecap rasa mie ayam yang pas sesuai dengan ekspekstasi kami.
Kalau kalian masih merasakan ada yang kurang, botolan kecap, saos, dan acar juga disediakan di meja yang terpisah. Oh ya, es podeng yang berjualan di depan Mie Gondangdia 68 ini, juga cocok sekali untuk kemudian juga dijadikan dessert setelah menandaskan mie ayamnya.
Setelah menandaskan semuanya, kelak kami ingin datang lagi ke sini mencoba menu yang lain lagi. Total harga dari santapan yang kami pesan; satu porsi mie ayam bakso pangsit rebus, satu mie ayam bakso pangsit goreng, dan dua es teh tawar, totalnya adalah Rp126.000,-
Mari makan, rasakan, dengarkan, dan ceritakan.