Penampakan warungnya seperti kontradiksi, di antara kerumunan ruko dan restoran mewah di wilayah Pasar Baru Jakarta. Bedeng yang beratapkan seng, dengan kombinasi cat warna hijau dan kuning, seolah ingin menegaskan pembedanya di antara banyak bangunan lain yang lebih berwana kalem.
Lebar bangunannya sepertinya tidak lebih dari 5 meter. Namun saat memasukinya, warungnya berbentuk memanjang, yang sepertinya cukup untuk menampung 20 pengunjung.
Spanduk yang terpasang di depan warung, cukup membuyarkan keraguan. Terpampang dengan font huruf besar, bertuliskan: Soto Madura Pak Hadi.
Lokasi alamat persisnya di Jl. Pintu Air Raya No.47 Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Jika menggunakan transportasi publik, bisa turun di stasiun KRL Juanda, dan hanya perlu berjalan kaki 250 meter saja.
Warung ini berdiri sejak tahun 1960-an, dan sekarang dijalankan oleh Rusmanto (47), generasi keduanya, yang melanjutkan Soto Madura Pak Hadi, yang mana dirinya sudah membantu Pak Hadi sejak awal tahun 90-an.
Jejak otentisitas warung ini yang tidak berubah, salah satunya adalah gagang pengaduk kuahnya, yang sejak dari awal warung ini berdiri, masih belum berganti sejak zaman Pak Hadi dulu. Rusmanto mengibaratkan gagang tersebut layaknya pusaka. Dan gagang pengaduk kuahnya itu pun, menurut Rusmanto tidak ada pabrik pembuatnya.
Yang tidak berubah juga adalah pilihan kecapnya. Sejak awal, Soto Madura Pak Hadi setia menggunakan kecap yang sama, dan Rusmanto mengatakan, jenis kecap yang dipakainya, tidak di tiap pasar ada yang jual.
Kami memesan soto dengan porsi campur, dicampur bukan hanya nasi dengan sotonya, namun beberapa keratan daging yang bercampur dengan babat, usus, dan beberapa potongan jeroan lainnya.
Rusmanto sendiri mengungkapkan, beberapa soto Madura menggunakan daging ayam, namun dirinya mengikuti dan bersanad langsung dari pendirinya, Pak Hadi, untuk tetap menggunakan daging sapi. Dia juga mengungkapkan, dalam soto Madura masih mirip-mirip dengan soto sulung.
Secara penampakannya, Soto Madura Pak Hadi ini berkuah keruh, dan saat diseruput bumbunya terasa tegas di lidah. Keratan daging dan jeroan yang tercampur dalam mangkok juga terasa lembut, sekaligus beberapa bagiannya menyisakan kekenyalan yang menyenangkan untuk dikunyah di dalam mulut.
Sembari berkelakar, soto racikannya, dengan sekian bumbu yang kuahnya kuat itu, cocok untuk mereka yang sedang masuk angin. Menyantapnya panas-panas, akan sedikit meringankan masuk anginnya.
Tidak lupa kami membubuhkan sambal, yang sekilas dari warna coklat tuanya, terlihat tidak terlalu provokatif. Dengan bubuhan sendokan yang standar saat dicampurakan, ternyata rasa pedasnya tergolong cukup nendang. Saran kami, satu sendokan sambal dulu, cukup untuk mengantarkan rasa pedas nan kemepyar, boleh ditambah lagi, jika memang kalian suka dengan sensasi pedas.
Ada pula pekedel kentang yang seperti sayang jika dilewatkan tidak masuk ke dalam mangkok. Perkedel dengan tekstur gemuk sekaligus renyah di bagian kulit luarnya itu, menambah aura gurih yang semakin mengental di dalam kuah.
Kerupuk udang yang berjajar di atas rak tempat kami makan, tidak lupa kami sikat. Pada titik itu, kami mencoba mencukupkan diri, karena jika dituruti, masih ada paru goreng yang terlihat menggoda seperti melambai-lambai ingin ikut bergabung.
Selesai makan, kami banyak berbincang dengan Rusmanto, yang akrab disapa dengan Cak, perihal perjalanan puluhan tahun dirinya menekuni soto. Cak Rusmanto menyampaikan kondisi warungnya sekarang, yang menurutnya tidak seperti yang dulu.
Saat ini, ungkapnya, warung ada dalam masa yang kurang baik, terlebih paska pandemi. Penjualannya sekarang banyak menurun. Jika dulu dalam sehari bisa menghabiskan 8 sampai 9 kilogram daging sapi, sekarang paling banter hanya terjual 3 sampai 4 kilogram saja.
Dengan setengah bercanda, dirinya mengungkapkan, sekarang bisa leluasa berbincang begini, karena pengunjung tidak seramai dulu. Di ujung perbincangan, dia berharap, usaha-usaha warungan orang-orang kecil seperti dirinya ini bisa normal kembali.
Mari makan, rasakan, dengarkan, dan ceritakan.